Selasa, 11 Oktober 2016

Artikel Antara majalah dan jurnal ilmiah



ANTARA MAJALAH DAN JURNAL ILMIAH

Oleh : Sugiyanto

Sebuah apresiasi mendalam dan penuh bermakna atas terbitnya Majalah Dinamika Guru dengan nomor ISSN 1978-5712 yang sekarang ada di tangan pembaca. Bila kita semua menyadari tuntutan tingkat profesionalisme, sejalan dengan adanya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen khususnya BAB IV. Majalah ini laksana “ladang, kolam, sawah bahkan, bumi” kita (guru), mengapa? Melalui Dinamika Guru terdapat simbiosis mutualisme. Bukan saja antara majalah dan penulisannya, tetap juga kreativitas, profesionalisme, kompetensi, serta sertifikasi. Guru kreatif (menulis) berarti telah mempunyai salah satu kompetensi, menuju sebuah profesionalisme akhirnya berhak mendapatkan setifikasi. Demikian juga sebaliknya. Tentu saja sebatas jenis tulisan yang dapat dimuat dimajalah ini seperti artikel, puisi, cerpen, tinjauan buku dsb. Nah apalagi yang pembaca tunggu ”marilah menulis sekarang”! kali ini penulis mengajak pembaca menulis artikel.
Sebagai guru pasti kaya akan gagasan. Simaklah kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat dan cermati keterlibatan guru. Pasti banyak gagasan yang disampaikannya, jika memang seperti itu, anda pasti berbakat menjadi seorang penulis artikel. Kompetensi awal tersebutwajib ditambah dengan kegemaran membaca, membaca artikel tentunya, atau bacaan lain. Karena kegiatan inilah nadi yang mengerakkan kemampuan menulis. Kemudian mulailah berlatih menulis. Ingat dalam belajar tulis-menulis, meniru style itu tidak tabu, dan yang ditabukan bila tidak segera memulai.
Selaras dengan tuntutan profesi, maka, artikel yang kita tulis tampaknya ada batasan kerelevanan. Pertama keterkaitan dengan mata pelajaran yang kita ampu. Kedua dengan dunia pendidikan. Pembatasa itu dapat kita diperhatikan dalam enetapan angka kredit guru dan format sertifikasi. Meskipun tulisan lain juga mendapat penghargaan, energ pikiran, kita gunakan pada kebermanfaatan. Memulai menulis artikel tidak harus mengetahui artikel itu apa. Paparan tentang artikel yang penulis sajikan sekedar pengetahuan. Karena keterbelengguan kita pada segenap difinisi akan menghambat keberanian menulis.
Artikel jurnalistik, adalah tulisan lepas mengenai berbagai soal aktual yang bersifat opini pribadi penulis...oleh karena itu, artiel jurnalistik yang baik juga mesti menggunakan referensi. Slamet Suseno menjelaskan bahwa tulisan yang berisi fakta berikut masalah, diikuti dengan pendirian subyektif yang disertai argumentasi berdasarkan teori keilmuan dan bukti berupa data statistik yang mendukung pendirian itu, dipandang bukan lagi opini atau esai lagi, tapi sudah berkembang menjadi artikel.
Ismail Marahimin dalam Menulis Secara Populer menyajikan beberapa ciri sebuah artikel : (i) berusaha lebih faktual (ii) menyeluruh (mempengaruhi) orang lain (iii) tidak terikat oleh bentuk, (iv) isi artikel bisa apa saja dan (v) membaca artikel membuat terhibur. Mungkin masih terdapat juga pendapat lain.
Dari beberapa pendapat di atas dapat kita generalisasikan beberapa hal tentang artikel meliputi : opini pribadi, bersifat actual dan factual, berdasar kaidah keilmuan, berisi apa saja, mengetahui sesuatu yang semula samar menjadi terang, membuat terhibur. Makna ini seakan mengarah pada pengertian artikel atau sering disebut dengan tulisan ilmiah populer--, merupakan karangan faktawi.4
Pernyataan tentang artikel di atas dapat kita bandingkan dengan apa yang disebut artikel ilmiah. Artikel ilmiah adalah tullisan singkat (kurang 15 halaman) yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah. Karakter artikel diwarnai dengan gaya selingkung. Meskipun keselingkungan terdapat sebuah keharusan seperti abstrak, kata kunci, dan sumber rujukan mutakhir ditentukan secara jelas dalam instrument evaluasi untuk akreditasi berkala.5
Artikel ilmiah biasanya dibedakan menjadi dua bentuk artikel hasil pemikiran atau artikel nonpenelitian dan artikel hasil penelitian.6 Artikel ilmiah adalah hasil berfikir ilmiah yang didasarkan pada rencana yang relative matang. Perencanaan penulisan dilaksanakan dari tiga segi, yakni gagasan, segi formal dan teknik penulisan, serta segi bahasa. Kerangka isi utuh artikel penelitian lazim berisi komponen-komponen utama sebagai berikut : (1) judul, (2) nama penulis, (3) abstrak dan kata kunci, (4) pendahuluan, (5) metode, (6) hasil, (7) bahasan, (8) simpulan dan saran, (9) daftar rujukan, dan (10) lampiran (jika ada). Kerangka isi utuh artikel pemikiran lazim berisi komponen-komponen berikut : (1) judul, (2) nama penulis (3) abstrak (4) pendahuluan (5) bagian inti (diberi judul sesuai substansi bagian inti) (6) penutup (7) daftar rujukan (8) lampiran (jika ada)7
Apa yang dapat kita ambil dari perbandingan dua hal di atas? Artikel ilmiah populerdapat sedikit bebas dan dimuat dalam koran atau majalah. Sedangkan artiel ilmiah lebih terkait dan dimuat dalam jurnal ilmiah. Berkaitan dengan jurnal ilmiah Wahyu Wibowo menyampaikan ragam jurnal ilmiah yakni penerbitan berkala yang diterbitkan oleh perguruan tinggi. Wujudnya, bisa serupa majalah, serupa Koran, bisa pula serupa bulletin. Di Indonesia, eksistensi jurnal ilmiah dipagari oleh sejumlah aturan ketat yang dikeluarkan pihak DIKTI, Depdiknas RI.8
Pembandingan tersebut bukan sebagai upaya dikotomi. Sehingga menghasilkan mana yang lebih berbobot atau manayang lebih baik. Tetapi sebagai upaya menemukan ragam tulisan artikel yang sesuai dengan majalah Dinamika Guru. Hemat penulis tampaknya ragam ilmiah popular lebih selaras. Dengan alasan Dinamika Guru adalah sebuah majalah bukan jurnal. Majalah (magazine) adalah publikasi atau terbitan berkala yang memuat berbagai artikel, berita olahan (dept reporting), berita investigasi, cerita, dongeng, mitos dan legenda.9 Dengan demikian kemasan artikel ilmiah populer tampaknya lebih selaras.
Bagaimana dengan bahan penulisan artikel? Bahasan tulisan ilmiah popular dapat terkait dengan masalah apapun. Sedangkan bahan untuk artikel ilmiah dapat diambil dari bahan mentah dan bahan jadi. Bahan mentah : gagasan orang, artikel orang, buku orang lain. Bahan jadi: makalah, laporan penelitian, laporan pengabdian, diklat.10 Berdasarkan bahan tulisan apa yang tertera dalam artikel ilmiah secara logika dapat kita sajikan dalam ilmiah popular. Bukankah bahan tulisan ilmiah popular lebih luas. Jadi bahan artikel ilmiah dapat kita sajikan dalam artikel populer.
Sajian bahan artikel ilmiah dalam bentuk artikel jurnalistik (ilmiah populer) hanya membutuhkan seikit keselarasan. Keselarasan tersebut dapat kita mulai dengan (1) keselarasan judul, (2) bahasa, (3) struktur penulisan. Tentu saja tidak megubah topik, tema maupun data (grafik, tabel, angka) hasil penelitian.
Dalam harian Jawa Pos (Rabu, 18 Juli 2007) terdapat sebuah artikel dengan judul Manggot Pengganti Pelet. Judul tersebut berasal dari sebuah judul penelitian: Monggot, Pakan Alternatif Ikan Menuju Organik Aqua Culture. Di sini dapat kita lihat penyelarasan judul penelitian menjadi judul artikel. Ada beberapa catatan mengenai bagaimana judul artikel : (1) singkat-padat, kreatif, dan berkonotasi positif, (2) mencerminkan topik tulisan dan mudah diingat, (3) mudah dibaca dan diucapkan, (4) tidak kemaruk terhadap penggunaan bahasa asing, (5) dapat diterima secara umu, (6) harus berbentuk frase bukan kalimat.11 Penyelarasan di atas tentu bukan harga mati. Setiap penulis akan menemukan sendiri bagaimaa judul karya ilmiah disajikan dalam artikel ilmiah popular.
Berikutnya adalah Penyelarasan bahasa. Bahasa ragam jurnalistik dalam performance-nya ditandai dengan kalimat yang lancar, kata-kata popular, tidak menggunakan bentuk struktur formal.12 Pemilihan ini sangat tergantung pada derajat komunikasi bahasa yang dinginkan. Sejauh mana hal tersebut dapatdikemas, sangat tergantung pada kreativitas penulis artikel. Pemilihan kata (diksi), penyusunan kalimat dan penataan paragrap harus terfokus dalam ketercapaian tingkat komulatif.
Struktur penulisan artikel ilmiah dalam jurnal ilmiah tampak begitu formal. Artikel ilmiah populer sedikit longgar. Paling mencolok adalah penyajian bab atau sub bab dalam artikel ilmiah, dalam artikel ilmiah populer tidak demikian. Tentu saja diperlukan perampingan agar tidak terlalu panjang. Meskipun sebenarnya jika dilihat dari keruntutan pola piir terdapat keselarasan. Keduanya mengandung unsur teras (lead), tubuh (body), dan penutup (ending). Dalam beberapa hal penyertaan grafik, bagan ataupun tabel sangat diperlukan, sebagai upaya penguatan argumen atau bukti penelitian (jika hasil penelitian).
Jadi penyelarasan judul, bahasa dan struktur ragam artikel ilmiah ke artikel ilmiah popular tidak terlalu sulit. Hanya memerlukan perubahan-perubahan sedikit.
Kajian di atas bukanlah harga mati. Pembaca pasti menemukan yang belum atau kurang sesuai. Penulis yakin bahwa kekurangan dan ketidaksesuaian itu ada pada hati pembaca. Lengkapilah atau benarkan agar menemukan bentuk kesempurnaan. “Ada pula yang memiliki sedikit dan memberikan segalanya. Merekalah yang percaya akan kehidupan dan anugerah kehidupan, dan peti mereka tiada pernah mengalami kekosongan” demikianlah Kahlil Gibran. Selamat Dinamika Guru, guru Ponorogo harus dapat menyelamatkan.


Wahyu Wibowo, Berani  Menulis Artikel, Jakarta (Penerbit Gramedia; 2006, hal.28)
Slamet Susena, Teknik Penulisan Ilmiah Populer: Kiat Menulis Nonfiksi untuk Majalah. Jakarta (Penerbit Gramedia, 1997), hal. 104-105
Ismail Marahimin, Menulis Secara Populer, Jakarta (Penerbit Pustaka Jaya 2001) 228-229
4 The Liang Gie, Pengantar Dunia Karang-Mengarang, Yogyakarta (Liberty, 1995), hal. 103
5 Margono, Sumber Bahan Penulisan Artikel Ilmiah dalam Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah, Ali Saudah dan Mulyadi GS. (penyunting) Malang (penerbit Universitas Negeri Malang) hal 13-14
6 Suhadi Ibnu, ibid hal 22
7 Suparno, ibid hal 38
8 Wahyu Wibowo, op.cit hal 23
9 ibid hal 22
10 Margono, ibid hal 13
11 Wahyu Wibowo, ibid hal 84-86
12 A.M. Dewabrata, Kalimat Jurnalistik, Jakarta (penerbit Kompas,2006) hal 22

1 komentar: